APAKAH YANG MEMBERI SUKSES?
Yakub 4 : 2, 3:
“Kamu mengingini, tetapi kamu tidak memperolehnya; kamu membunuh dan rindu memiliki, tetapi tidak memperoleh; kamu berkelahi dan berperang, tetapi pun tidak kamu peroleh, sebab tidak kamu minta. Kamu minta, tetapi tidak menerima, sebab kamu salah meminta, supaya kamu dapat memuaskan napsu-napsumu.”
Ada suatu kelas orang-orang yang melakukan apa saja untuk memperkaya dirinya dalam kekayaan materi bahkan barangkali juga bagi suatu tujuan yang baik, tetapi mereka adalah miskin karena mereka mencoba mendapatkannya sesuai akal dan kekuatannya sendiri, dan tidak memohon kepada Allah baik untuk memperoleh kekayaan itu ataupun memohonkan bantuan-Nya untuk memperoleh semuanya. Sebab kelas orang-orang ini tidak meminta akan apa yang tidak mereka terima.
Ada juga suatu kelas orang-orang yang lain yang meminta, tetapi mereka salah meminta, mereka menghendaki hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya, dan karena itulah mereka juga tidak memperoleh apa-apa.
Hanya kedua alasan inilah yang merupakan sebab mengapa bahkan sebagian umat Allah sendiri pun miskin. Yakub di sini membicarakan hanya kedua alasan ini, tetapi penulis-penulis Alkitab lainnya memberikan beberapa alasan tambahan tertentu seperti misalnya salah urus, ketidakcekatan, berbagai perubahan nasib, dan seterusnya.
Dari kesaksian Ilham telah kita pelajari, bahwa Ibrahim dan Lot telah menjadi sedemikian kaya, sehingga mereka harus membubarkan persekutuan mereka lalu menempati bagian-bagian tanah yang terpisah. Ibrahim mengusulkan agar Lot lebih dulu memilih tanah yang dikehendakinya, dan Ibrahim akan mengambil yang sisanya. Lot telah memilih semua tanah dataran dan meninggalkan daerah-daerah perbukitan bagi Ibrahim. Barangkali dari segi usaha pilihan Lot itu baik, tetapi dari pandangan Allah itu adalah jelek. Dalam mengambil pilihannya Lot tidak melihat atau pun mempertimbangkan akan kenyataan, bahwa ia telah banyak sekali diberkati karena telah bersekutu dengan pamannya Ibrahim. Ia hanya memikirkan kepentingan hari depan pribadinya. Meskipun demikian Ibrahim tidak berkeberatan terhadap pilihan Lot itu. Ia dengan senang hati mengambil daerah-daerah perbukitan itu.
Dalam perjalanan waktu Lot telah pindah masuk ke kota dimana ia telah menjadi miskin dan terus miskin. Pada akhirnya malaikat Tuhan harus menyelamatkannya, lalu ia keluar dengan tiada sesuatu apa. Berbeda secara menyolok dengan pengalaman Lot yang hancur itu, maka Ibrahim makin hari makin kaya, dan Allah pada akhirnya telah mengaruniakan kepadanya seluruh tanah itu. Apakah rahasia dari keberhasilan Ibrahim itu? --- Allah sendiri yang telah membuat Ibrahim menjadi makmur setelah Ia menyaksikan Ibrahim setia dalam segala perkara. Apabila kita setia dalam segala perkara Ia akan memberkati kita juga dengan lebih berkelimpahan.
Sewaktu Yusuf berangkat keluar ia juga adalah sangat miskin. Ia telah dijual oleh saudara-saudaranya sendiri dan kemudian dijual lagi sebagai seorang budak. Segala-galanya yang dipunyainya pada waktu itu hanyalah jiwanya dan pakaian yang melekat pada tubuhnya. Tetapi pada akhirnya ia telah menjadi orang yang terkaya di dunia. Ia telah memegang kunci terhadap semua kekayaan di Mesir, sebab apa saja yang diperbuatnya ia telah memasukkan agama yang nyata ke dalamnya. Bahkan Phiraun pun mengakui kegunaan dirinya yang luar biasa itu lalu ia memilih Yusuf untuk menjalankan pemerintahannya.
Kesulitan-kesulitan yang telah menimpa Yusup dalam hidupnya benar-benar adalah bagi kebaikannya dan mempersiapkan dia untuk menjadi seorang penterjemah rahasia mimpi-mimpi, menjadi seorang raja, dan tidak diragukan Iagi seorang ahli ekonomi yang terbesar yang pernah dilihat oleh dunia. Allah telah melihat, bahwa Yusup telah berbuat apa saja seolah-olah itu miliknya sendiri, dan lagi pula bahwa ia senantiasa peka terhadap kenyataan, bahwa Allah adalah Majikannya dan bahwa tidak ada satu perkara pun yang tersembunyi daripada-Nya. Keyakinan inilah yang telah membuat Yusup mengerti, bahwa tanpa menghiraukan apa yang dibuat orang terhadapnya atau yang dibicarakan orang mengenainya, hanya Allah saja yang mengawasi nyawanya. Oleh sebab itu, maka dalam kemakmuran dan kemasyuran namanya Yusup tetap mempertahankan loyalitas dan integritasnya; dan sebaliknya Yusup tidak membuang-buang waktu untuk menuduh orang-orang lain sebagai penyebab dari kesusahan-kesusahannya. Melainkan, ia mulai memperlakukan dirinya sedemikian rupa untuk mempromosikan dirinya bahkan sampai kepada raja, karena tidak mungkin orang-orang keturunan Ishmael itu mampu untuk menjualnya kepada Potifar kalau bukan ia seorang yang istimewa. "Maka Tuhan ada menyertai Yusup, dan ia adalah seorang yang beruntung, dan ia berada di rumah majikannya orang Mesir itu. Dan majikannya melihat, bahwa Tuhan ada menyertainya, dan bahwa Tuhan telah berbuat semua yang dilakukannya untuk maju makmur dalam tangannya. Maka berkenanlah Yusup pada pemandangan majikannya, disuruhnya melayani dia, dan diangkatnya akan dia menjadi pengawas atas rumah tangganya, dan segala harta miliknya diserahkannya ke tangan Yusup .... Maka Yusuf adalah seorang yang baik pribadinya dan disukai.” Kejadian 39 : 2 - 4, 6. Tetapi kembali nasibnya mengalami beberapa pemutar balikan di luar kekuasaannya, sehingga ia mendekam di dalam penjara di mana kepribadiannya dan kesetiaannya yang unggul itu sekali lagi memenangkan dia bagi kebebasan, dan bahkan ia telah diangkat pada kedudukan yang tertinggi di tanah itu.
Dalam pada itu saudara-saudara dari Yusup terus datang sampai akhirnya mereka telah menjadi sedemikian melarat, sehingga terpaksa meninggalkan negeri mereka lalu datang kepada Yusup mencari makanan dan tempat tinggal. Kita harus mampu melihat dalam hal ini, bahwa sekalipun umat Allah mungkin telah disia-siakan sedemikian rupa oleh rekan-rekan mereka yang iri hati, namun mereka tidak akan menderita karena kesalahan itu untuk selama-lamanya sekiranya Allah ada menyertainya. Yusup telah mengikuti kebenaran dan tidak seorangpun dapat menghalangi Allah daripada memberkati dia dengan kekayaan dan kehormatan. Tak perduli apa pun kata orang atau perbuatan orang yang hendak menjatuhkan anda, jika anda tahu Allah menyertaimu, maka pada akhirnya anda akan berada di atas dan mereka akan berada di bawah. Iri hati mungkin sama saja kejamnya dengan kubur, namun cepat atau pun lambat kebenaranlah yang akan dihargai. Betapa pentingnya agar umat Allah senantiasa menggunakan pikiran mereka untuk melayani DIA dengan sempurna dalam segala perkara.
Sesungguhnya kita dapat saja membuat diri kita menjadi yang termiskin dari yang miskin dengan cara sepenuhnya mencita-citakan segala kebutuhan dan keinginan diri sendiri, gantinya bekerja mengejar tujuan menghasilkan apa saja bagi kepentingan orang lain. Berbuat bagi orang lain ialah yang memberi sukses dan hanya itulah yang akan membuat orang dibutuhkan.
Saudara ingat, bahwa Ayub adalah seorang yang sangat kaya karena ia barangkali adalah teman Allah yang erat di bumi pada masa itu. Sedikitnya Iblis telah menjadi irihati terhadapnya lalu melaporkan kepada Tuhan, bahwa Ayub bukanlah seseorang yang baik seperti yang Tuhan sangka, dan ia dapat membuktikannya sekiranya ia boleh mendatangkan gangguan dan kesusahan yang cukup kepadanya. Dan anda ingat, bahwa Tuhan telah memperbolehkan Iblis melakukan apa saja yang dikehendakinya terhadap Ayub, terkecuali mengambil nyawanya. Di tengah-tengah segala api penderitaannya yang banyak dan menyedihkan itu Ayub menyatakan: "Sekalipun Ia membunuhku, namun aku akan tetap menaruh harap pada-Nya." Ayub 13 : 15. Karena Ayub tidak lalai, maka pada akhirnya ia telah menjadi beberapa kali lebih kaya daripada sejak mulanya. Umat Allah tidak akan menjadi kaya dalam hal apa pun dengan cara bertindak ngawur. Itu pun tidak membantu bagi mereka untuk menyerahkan dirinya kepada mengasihani diri sendiri pada hari kesengsaraan. Apabila seseorang merasa menyesal karena dirinya ia sedikit-dikitnya telah membawa dirinya kepada suatu keadaan jalan buntu kalau bukan kekalahan yang tidak wajar. Tidak seorang pun umat Allah, tanpa menghiraukan betapa beratnya kesusahan-kesusahan yang mereka dipanggil untuk pikul, merasa bahwa pengorbanan-pengorbanan ini adalah terlalu berat. Pada umumnya semua orang ini memiliki kemampuan stabilisasi yang sulit dijelaskan selain mengatakan, bahwa itu adalah karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang yang erat dan kokoh berkenalan dan bersatu dengan-Nya.
Solaiman juga melihat kebutuhan pribadinya yang besar, tetapi bukan bagi kepentingan pribadinya sendiri, melainkan bagi kepentingan yang tertinggi rakyatnya. Maka ia mengharapkan terpenuhinya kebutuhannya itu bagi kepentingan mereka. Itulah sebabnya ia memohon kepada Allah perkara yang benar --- kepintaran. Dan Allah telah mengaruniakan kepadanya segala perkara termasuk kepintaran.
Daud telah dinobatkan menjadi raja atas Israel karena Allah telah menyaksikan dia setiap hari selagi ia masih seorang gembala muda yang dengan setia berbuat segala-galanya untuk mengawal kawanan domba ayahnya dengan saksama. Allah tahu bahwa jika Daud mau menyerahkan juga nyawanya bagi domba-domba, ia akan merupakan orang yang tepat untuk memerintah kerajaan itu.
Satu-satunya keberuntungan yang abadi yang dapat diperoleh orang adalah diperoIeh melalui kebenaran, melalui jalan Allah dan sesuai waktu-Nya. Kehidupan yang berhasil adalah bukan karena orang telah mencapai kekayaan dan memperoleh nama baik bagi hidup ini tetapi hampa bagi kehidupan yang akan datang. Sebagai kebalikannya, orang yang berhasil akan mengasuransikan kekayaannya yang abadi dengan cara setiap hari meluruskan jalan-jalan untuk dilalui oleh kakinya, sehingga dengan demikian menjamin juga keberhasilan hidupnya yang sekarang. Allah mengawasi semua kekayaan yang disalurkan dan Ia tidak akan memberikannya kepada umat-Nya sebagai berkat jika mereka bersifat mementingkan diri. Jika orang-orang yang sedemikian ini memperoleh kekayaan, maka ia itu akan selalu merupakan kutuk bagi mereka.
Sekarang marilah kita mempelajari kehidupan Yakub sejenak bagi sore ini. Saudara ingat, bahwa ia adalah putra dari Ishak yang telah diberkahi Allah dengan limpahnya. Dan setelah dewasa Yakub ingin memiliki hak kesulungan, yang sesuai adat adalah merupakan milik Esau. Dalam mengingini hak kesulungan itu Yakub bukan berusaha untuk menjadi kaya; ia mengejar berkat rohani yang akan keluar dari hak kesulungan itu, yang memang tidak dianggap penting oleh Esau, sehingga dengan salah satu cara ia berhasil memperolehnya bagi dirinya. Jika seseorang sangat menghendaki berkat-berkat rohani bagi maksud yang benar, Allah akan mengaruniakannya kepadanya.
Sesudah Yakub memperoleh hak kesulungan itu ia harus pergi meninggalkan rumah dan membangun kehidupannya di rumah pamannya Laban praktis tanpa membawa apa-apa. Di sana Yakub setuju untuk bekerja bagi Laban selama tujuh tahun untuk mendapatkan putrinya Rachel, yang ingin dikawininya. Selama tujuh tahun ini praktis Yakub telah mengendalikan usaha pekerjaan itu sendiri; dan Allah banyak memberkati semua usahanya, sehingga melaluinya Laban pun banyak diberkati. Tetapi pada akhir dari tujuh tahun itu Laban membohonginya lalu memberikan kepadanya gadis yang lain. Kemudian Yakub setuju untuk bekerja lagi selama tujuh tahun untuk mendapatkan Rachel. Selama masa ini pekerjaan Yakub sama saja tinggi kualitasnya seperti sebelumnya, sekalipun ia diberlakukan dengan tidak benar oleh pamannya.
Karena umat Allah dalam zaman ini akan mengalami "masa kesusahan Yakub itu" dan memperoleh berkat yang telah dijanjikan kepada keturunannya di akhir zaman, maka adalah merupakan kesempatan yang baik bagi kita untuk memberi perhatian selanjutnya kepada semua catatan Alkitab yang terperinci yang menggambarkan kesetiaan Yakub, oleh mana ia sebagai contoh bagi kita, telah melaksanakan semua tanggung jawabnya setiap hari, lalu membandingkan diri kita kepadanya untuk melihat sekiranya kita juga rajin, teliti, dan terpercaya seperti dia. Marilah kita membaca pertama sekali.
Kejadian 30 : 25 - 43:
"Dan telah jadi kemudian, setelah Rachel melahirkan Yusup, maka kata Yakub kepada Laban: Berilah kiranya aku pergi supaya dapat aku kembali ke tempatku sendiri, dan ke negeriku. Berikanlah kepadaku istri-istriku dan anak-anakku yang telah kuperoleh dengan memperhambakan diriku kepadamu, dan berikanlah aku pergi; karena engkau mengetahui pelayananku yang telah kuberikan kepadamu. Lalu kata Laban kepadanya, sekiranya berkenan aku di matamu, maka aku mohon agar kiranya kamu tinggal, karena telah kuketahui dari pengalaman, bahwa Tuhan telah memberkatiku karena sebab kamu. Lalu katanya lagi. Tentukanlah kepadaku semua upahmu, maka aku akan memberikannya. Maka sahut Yakub kepadanya, Engkau mengetahui bagaimana aku telah melayanimu, dan bagaimana kawanan ternakmu berada bersama denganku. Karena sebelum aku datang ia itu hanya sejumlah kecil yang kau miliki, tetapi ia itu kini telah meningkat menjadi besar; dan Tuhan telah memberkati dikau semenjak dari kedatanganku; maka sekarang kapankah aku juga harus membenahi rumah tanggaku sendiri? Lalu katanya: Apakah yang harus kuberikan kepadamu? Maka sahut Yakub: Jangan memberikan apa pun kepadaku; sekiranya engkau mau melakukan hal ini bagiku, maka aku akan sekali lagi memberi makan dan memeliharakan kawanan ternakmu. Aku akan berjalan melewati semua kawanan ternakmu hari ini, sambil menyingkirkan daripadanya semua ternak yang berbintik-bintik dan berbelang-belang, dan semua ternak yang berwarna coklat di antara domba-domba, dan yang berbelang-belang dan berbintik-bintik di antara kambing-kambing, maka semuanya inilah akan menjadi upahku. Demikianiah kebenaranku akan menjadi saksi bagiku pada masa mendatang, apabila ia itu kelak datang bagi upahku di hadapanmu: masing-masing yang tidak berbintik-bintik dan berbelang-belang di antara kambing-kambing, dan coklat di antara domba-domba, yang akan dianggap tercuri bersamaku. Lalu kata Laban, Bahwasanya, aku ingin ia itu jadi sesuai dengan perkataanmu. Lalu disingkirkannya pada hari itu kambing-kambing jantan yang bercoreng-coreng dan berbelang-belang, dan semua kambing betina yang berbintik-bintik dan berbelang-belang, dan masing-masing yang memiliki sebagian warna putih padanya, dan semua yang coklat di antara domba-domba, laIu diberikannya semuanya itu ke tangan putera-puteranya. Lalu ditetapkannya jarak tiga hari perjalanan antara dia dengan Yakub; lalu Yakub mengembalakan ternak-ternak Laban yang sisanya.
"Maka oleh Yakub diambil beberapa ranting dari pohon hawar yang hijau-hijau, dan dari pohon bondok dan pohon kastal, dikupaskannya sampai bercorak-corak putih dan kelihatan putihnya, yang ada di dalam ranting-ranting itu. Lalu ditaruhnya ranting-ranting yang telah dikupasnya itu di hadapan ternak-ternak itu dalam palungan di dalam tempat minum sewaktu ternak-ternak itu datang minum, supaya binatang-binatang itu mengandung apabila mereka datang minum. Lalu binatang-binatang itu mengandung di depan ranting-ranting itu, lalu melahirkan binatang yang bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang. Lalu Yakub memisah-misahkan anak-anak domba itu, dan dipalingkannya muka binatang-binatang itu kepada yang bercoreng-coreng, dan semua yang coklat di dalam kawanan ternak Laban; lalu dikumpulkannya kawanan ternaknya sendiri, dan tidak dicampurkannya dengan kepunyaan Laban. Maka jadilah kemudian, apabila ternak-ternak yang kuat mengandung, maka diletakkan Yakub ranting-ranting itu di depan mata binatang-binatang itu di dalam palungan, supaya mereka dapat mengandung di antara ranting-ranting itu. Tetapi apabila binatangnya lemah ia tidak memasukkan ranting-ranting itu ke dalam palungannya. Jadi binatang-binatang yang lemah adalah kepunyaan Laban dan yang kuat kepunyaan Yakub. Maka sangatlah bertambah-tambah kekayaan Yakub, dan memiliki banyak sekali kawanan ternaknya, dan pelayan-pelayan wanitanya, dan pelayan-pelayan prianya, dan unta-untanya, dan keledai-keledainya."
Setelah empat belas tahun pengabdian Yakub untuk memperoleh kedua isterinya berakhir, maka ia ingin memindahkan keluarganya dan semua kekayaannya kembali ke negerinya sendiri dari mana ia telah datang. Tetapi Laban tahu, bahwa ia telah menjadi makmur karena adanya Yakub tinggal bersamanya, dan karena alasan inilah ia tidak merelakan Yakub pergi. Sekiranya Yakub tidak berusaha dengan setia menghasilkan lebih banyak daripada yang dimakannya, maka Laban tidak mungkin membutuhkan Yakub untuk tinggal lebih lama lagi. Yang membuat pribadi seseorang berharga di dunia ini ialah kemampuannya untuk melihat dan mengisi sesuatu kebutuhan yang ada di dunia. Orang yang berharga tidak akan memperoleh reputasi ini dengan cara mengukur kebaikan yang hendak diperbuatnya dengan apa yang diharapkan diperoleh sebagai gantinya. Ia adalah orang yang berharga, saya ulangi, karena ia melihat dan mengisi sesuatu kebutuhan yang ada di dunia.
Kejadian 30 : 27:
"Lalu kata Laban kepadanya: Sekiranya berkenan aku di matamu, maka aku mohon agar kiranya kamu tinggal, karena telah kuketahui dari pengalaman, bahwa Tuhan telah memberkatiku karena sebab kamu."
Inilah bentuk puiian dari majikan bagi orang Kristen untuk peribadatannya. Pujian yang sedemikian ini datang hanya karena anda menempatkan praktik agama dan pikiran dalam kehidupan dan semua kebiasaan kerja setiap hari, dan karena anda menghasilkan Iebih banyak daripada yang dikonsumsi. Orang Kristen yang benar tidak akan pernah mengatakan seperti apa yang kudengar seseorang mengatakan pada suatu waktu. Ia mengatakan kepadaku, bahwa di tempat ia bekerja ia memperoleh hanya sejumlah upah tertentu per jam yang diucapkannya dalam nada tidak puas, dan kemudian dengan cepat ditambahkannya, bahwa sedemikian itu pula nilai kerja yang akan diberikan oIehnya kepada mereka. Ini bukan caranya anda mempromosikan agama anda kepada siapa pun untuk siapa anda ingin terus bekerja. Melainkan inilah cara anda untuk cepat atau pun lambat keluar dari pekerjaan.
Marilah kita membaca kembali,
Kejadian 30 : 31 - 34:
"Lalu kata Laban: Apakah yang harus kuberikan kepadamu (Yakub)? Maka sahut Yakub: Jangan memberikan apa pun kepadaku; sekiranya engkau mau melakukan hal ini bagiku, maka aku akan sekali Iagi memberi makan dan memeliharakan kawanan ternakmu. Aku akan berjalan melewati semua kawanan ternakmu hari ini, sambil menyingkirkan daripadanya semua ternak yang berbintik-bintik dan berbelang-belang, dan semua ternak yang berwarna coklat di antara domba-domba, dan yang berbelang-belang dan berbintik-bintik di antara kambing-kambing, maka semuanya inilah akan menjadi upahku. Demikianlah kebenaranku akan menjadi saksi bagiku pada masa mendatang, apabila ia itu kelak datang bagi upahku di hadapanmu: masing-masing yang tidak berbintik-bintik dan berbelang-belang di antara kambing-kambing, dan coklat di antara domba-domba, yang akan dianggap tercuri bersamaku. Lalu kata Laban: Bahwasanya aku ingin ia itu jadi sesuai dengan perkataanmu."
Dalam menggariskan ikatan kerja yang baru Yakub mengatakan, bahwa ia tidak ingin Laban memberikan apa-apa kepadanya. Ia ingin bekerja bagi Laban semata-mata atas dasar hasil dan apa yang akan Allah berikan kepadanya. Laban menyetujui usul Yakub itu karena ia berharap domba-domba yang berbintik-bintik itu akan makin hari makin sedikit jumlahnya daripada yang lain-lainnya. Di lain pihak Yakub merencanakan bentuk ikatan kerja ini karena ia tahu, bahwa Allah menyertainya dan akan memberkatinya. Ia tampaknya juga mengerti, bahwa adalah hukum alam, bahwa kita akan diberkati hanya apabila kita berusaha dengan sekuat tenaga dan berpikir, karena itulah Yakub mempersiapkan ranting-ranting lalu memisahkan binatang-binatang yang lemah daripada yang kuat pada waktu sekaliannya itu datang minum. Dan Allah banyak sekali memberkatinya.
Kejadian 31 : 1:
“Lalu kedengaranlah olehnya putera-putera Laban mengatakan: Yakub telah mengambil semua kepunyaan ayah kita; dan dari semuanya itulah ia telah memperoleh semua kemuliaan ini.”
Putra-putra Laban mengatakan bahwa Yakub telah menjadi kaya karena Laban; tetapi itu adalah Allah yang telah membuatnya kaya karena kesetiaan dan usahanya.
Kejadian 31 : 2 - 4:
"Lalu kelihatan oleh Yakub akan wajah Laban, bahwa ia tidak lagi seperti sebelumnya terhadap Yakub. Lalu firman Tuhan kepada Yakub: Kembalilah kamu ke negri nenek moyangmu, dan kepada bangsamu; maka Aku akan menyertaimu. Lalu Yakub menyuruh memanggil Rachel dan Lea untuk datang ke padang, ke tempat kawanan ternaknya."
Sekalipun Yakub sudah kaya ia masih tetap bekerja.
Kejadian 31 : 5, 6:
"Lalu katanya kepada mereka: Aku melihat wajah ayahmu, bahwa ia itu tidak lagi seperti sebelumnya terhadapku; tetapi Allah ayahku itu selalu menyertai aku. Dan ketahuilah olehmu, bahwa dengan segala kekuatanku aku telah berbakti kepada ayahmu."
Ia telah melayani Laban dengan semua kekuatannya, dan ia mengakui bahwa Allah telah memberkatinya.
Kejadian 31 : 7 - 9:
"Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku. Jika ia berkata demikian: Yang berbintik-bintik itu akan menjadi upahmu; maka sekalian kambing domba itu akan beranak berbintik-bintik; dan jika ia mengatakan demikian, yang bercoreng-coreng itu akan menjadi upahmu, maka sekalian kambing domba itu lalu beranak bercoreng-coreng. DemikianIah Allah telah mengambil ternak ayahmu, lalu diberikan kepadaku."
Kedua orang laki-laki itu saling menuduh sebagai berlaku curang. Dalam laporannya kepada istri-istrinya Yakub mengingatkan kembali, bahwa Laban telah mengubah upahnya berulang kali, dan selanjutnya ia menunjukkan bahwa ia tidak dapat membantunya sehingga binatang-binatang itu menjadi bercoreng-coreng dan berbintik-bintik. Ia hanya berusaha dengan keras dan Allah yang telah memberkatinya.
Kejadian 31 : 10 - 12:
"Maka terjadilah kemudian pada masa binatang-binatang itu mengandung, bahwa kuangkat mataku dan melihat dalam mimpi, bahwasanya kambing-kambing yang menjantani binatang-binatang itu berwarna coreng-coreng, berbintik-bintik, dan berbelang-belang. Lalu malaikat Allah berbicara kepadaku dalam mimpi, katanya: Yakub! Jawabku: Di sinilah hamba. Lalu katanya: Angkatlah matamu sekarang, dan melihat, semua kambing yang menjantani binatang-binatang itu adalah bercoreng-coreng, berbintik-bintik, dan berbelang-belang; karena sudah kulihat semua yang dilakukan Laban terhadapmu."
Allah mengungkapkan kepada Yakub, bahwa Ia sendirilah yang bertanggung jawab bagi keberuntungan Yakub. Tetapi, sekiranya Yakub tidak setia, dapatkah anda mengira bahwa Allah akan memberkatinya? Allah memberkati kita hanya apabila kita tetap giat mengerjakan pekerjaan kita yang ada, apa pun bentuk pekerjaan itu. Lagi pula, sebagaimana Allah menyaksikan semua kejahatan yang dilakukan Laban terhadap Yakub, dan tidak dibiarkan-Nya dia mengganggu Yakub, demikian itu pula, maka apa pun usaha orang untuk melawan umat-Nya yang setia pada waktu ini, ia itu pada akhirnya akan gagal melaksanakan maksudnya untuk melukai mereka, karena Allah pada akhirnya akan berbalik memuliakan diri-Nya sendiri lalu memberkati umat-Nya. Maka apabila Allah hendak memberkati seseorang, maka tidak seorang pun bahkan Iblis pun tidak --- dapat menghalangi-Nya untuk melaksanakannya.
Kejadian 31 : 14 - 16:
"Lalu Rachel dan Lea menjawab Yakub, katanya, masih adakah sebagian atau warisan bagi kami di dalam rumah ayah kami? Tidakkah kami ini dianggap olehnya orang-orang asing, karena ia sudah menjual kami, dan telah juga menelan uang kami? Karena semua kekayaan yang telah diambil Allah dari ayah kami, itulah milik kita, dan milik anak-anak kita; maka sekarang, apa pun yang telah difirmankan Allah kepadamu, lakukanlah."
Puteri-puteri Laban ini pun mengakui kenyataan, bahwa ayah mereka itu adalah seseorang yang mementingkan diri sendiri dan koruptor. Oleh karena itulah mereka rela bekerja sama dengan Yakub dalam hal apa saja yang dipesankan Allah kepadanya.
Kejadian 31 : 17 - 22:
"Lalu bangkitlah Yakub, dinaikkannya anak-anaknya dan istri-istrinya ke atas unta, lalu dibawanya pergi semua binatangnya, dan semua harta benda yang telah diperolehnya, binatang-binatang perolehannya, yang diperolehnya di Padan Aram, untuk kembali kepada Ishak ayahnya di tanah Kanaan. Lalu Laban pergi mencukur domba-dombanya; dan Rachel telah mencuri patung-patung milik ayahnya. Lalu Yakub pergi diam-diam kepada Laban orang Syria itu, dalam hal itu tidak dicritakannya bahwa ia akan lari. Demikian itulah ia telah melarikan diri berikut semua yang dimilikinya, lalu ia bangkit, dan menyeberangi sungai, lalu menuju ke Gunung Gilead. Maka pada hari yang ketiga dicriterakan orang kepada Laban, bahwa Yakub sudah lari."
Kenyataan bahwa Laban tidak mengetahui kepergian Yakub sampai seseorang memberitahukannya kepadanya tiga hari kemudian, menunjukkan bahwa Yakub telah mengawasi pekerjaan Laban sedemikian baiknya sehingga Laban tidak harus pergi setiap hari untuk mengecek pelaksanaan tugas Yakub.
Kejadian 31 : 23 - 27:
''Maka dibawa Laban akan saudara-saudaranya bersamanya, lalu dikejarnya akan dia tujuh hari perjalanan jauhnya; lalu ditemukannya mereka akan dia di Gunung Gilead. Tetapi datanglah Allah kepada Laban orang Syria itu dalam mimpi pada malam hari, lalu firman-Nya kepadanya, Perhatikanlah agar jangan kamu berbicara baik atau pun jelek kepada Yakub. Kemudian didatangi Laban akan Yakub. Kini Yakub telah memasang kemahnya di gunung; tetapi Laban dan saudara-saudaranya memasang di Gunung Gilead. Maka kata Laban kepada Yakub: Apa perbuatanmu ini, bahwa kamu telah datang diam-diam kepadaku, lalu membawa Iari anak-anakku perempuan bagaikan para tawanan yang ditangkap dengan pedang? Mengapa kamu melarikan diri secara rahasia, dan meninggalkan daku diam-diam, dan tidak mencritakan kepadaku, sehingga dapat kusuruh kamu pergi dengan sukacita, dan dengan nyanyian-nyanyian, dengan kecapi, dan dengan rebana?"
Laban telah berpura-pura dalam hal ini, karena sekiranya ia tidak membohong, Allah tidak akan menampakkan diri kepadanya dalam mimpi untuk memperingatkan dia supaya membiarkan saja Yakub.
Kejadian 31 : 28, 29:
"Dan tiada kamu membiarkan aku mencium putra-putraku dan putri-putriku? Kini kamu telah berbuat bodoh oleh tindakanmu yang sedemikian itu. Ada kuasa dalam tanganku untuk berbuat jahat terhadapmu; tetapi Allah dari ayahmu itu berbicara kepadaku tadi malam, katanya, Perhatikan agar jangan kamu berbicara baik atau pun jahat kepada Yakub."
Demikian itulah apa yang dapat Laban perbuat?
Kejadian 31 : 30 - 36:
"Maka sekarang, sekalipun engkau perlu sekali pergi, karena sangat rindu engkau akan rumah bapamu, tetapi mengapakah engkau mencuri dewa-dewaku? Maka sahut Yakub kepada Laban: "Karena aku takut, karena pikirku kaIau-kalau engkau akan mengambil dengan kekerasan anak-anakmu perempuan itu daripadaku. Pada siapa pun engkau menemukan dewa-dewamu itu, jangankan lagi ia hidup; periksalah olehmu di hadapan semua saudara kita kalau ada padaku barang sesuatu milikmu, ambillah dia. Karena tidak diketahui oleh Yakub, bahwa Rachel yang telah mencurinya. Lalu masuklah Laban ke daIam kemah Yakub, dan ke daIam kemah Lea, dan ke dalam kemah kedua pelayan wanitanya, tetapi tidak ditemukannya. Kemudian keluarlah ia meninggalkan kemah Lea lalu memasuki kemah Rachel. Kini Rachel telah memindahkan patung-patung itu ke dalam pelana unta, lalu duduk di atasnya . . . . . . . Kemudian diperiksanya perkemahan itu, tetapi tidak ditemukannya patung-patung itu. Maka bangkitlah amarah Yakub, lalu berbantahlah ia dengan Laban; sahutnya kepada Laban katanya: Apa kesalahanku? Apa dosaku, sehingga engkau mengejar aku dengan sedemikian panas hati?"
Yakub tahu bahwa segala perkara yang dikatakan dan diperbuat Laban ini tidak mungkin tanpa maksud apa-apa, maka ia mendesak agar Laban menjelaskan mengapa ia bertindak sedemikian itu. Yakub selanjutnya mengatakan di dalam,
Kejadian 31 : 37 - 42:
"Sedangkan engkau telah memeriksa semua barangku, apakah yang telah kau temukan dari semua barangmu? Taruhlah ia itu di sini di hadapan saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya dapat mereka mengadili di antara kita berdua. Selama dua puluh tahun ini aku telah tinggal bersamamu; domba-domba dan kambing-kambing betinamu tidak keguguran, dan yang jantan dari kambing dombamu tidak kumakan. Yang diterkam oleh binatang buas tidak kubawa kepadamu; aku sendiri yang menggantikannya; yang dicuri orang baik di siang hari atau pun di malam hari selalu engkau tuntut daripadaku. Aku dimakan terik matahari di siang hari dan kedinginan di malam hari, dan mataku jauh daripada tertidur. Demikianlah selama dua puluh tahun aku berada di rumahmu; aku melayanimu empat belas tahun untuk mendapatkan kedua putrimu, dan enam tahun untuk mendapatkan binatang-binatangmu; dan engkau telah mengubah upahku sepuluh kali. Kalau bukan karena Allah dari ayahku, Allah dari Ibrahim dan yang ditakuti oleh Ishak itu, telah berada menyertaiku, maka pasti engkau telah mengirim aku pergi sekarang dengan hampa. Allah telah menyaksikan penderitaanku dan pekerjaan tanganku, lalu Ia mempersalahkan dikau tadi malam."
Yakub telah memeliharakan segala binatang itu dengan cara yang terbaik, sehingga tidak ada kerugian yang diderita Laban. Yakub sendiri telah menderita rugi karena semua yang kebetulan dicuri orang. Ia telah menjaga dan bekerja dengan rajin baik siang maupun malam, selalu setia pada pekerjaannya. Dan itulah alasannya yang nyata mengapa Laban mengejarnya sekarang. Ia tahu bahwa Yakub adalah seorang pekerja yang berharga dan bahwa ia sangat membutuhkannya.
Kita juga harus rajin dan setia seperti Yakub jika hendak masuk ke dalam Kerajaan itu, karena orang-orang yang dibutuhkan dalam pekerjaan Allah adalah mereka yang dapat dipercaya dalam tugas apa pun yang diberikan Tuhan kepadanya untuk dilakukan.
Kejadian 31 : 43:
"Lalu jawab Laban kepada Yakub: Wanita-wanita ini adalah anak-anak perempuanku, dan anak-anak ini adalah anak-anakku, dan binatang-binatang ini adalah ternakku, dan semua yang kau lihat itu adalah milikku; maka apakah yang dapat kuperbuat pada hari ini bagi anak-anakku perempuan ini, atau bagi anak-anak mereka yang telah mereka lahirkan?"
Kasihan Laban! Segala-galanya adalah kepunyaannya, tetapi tak ada barang sesuatu pun yang dapat ia miliki.
Kejadian 31 : 44 - 52:
''Maka sekarang marilah kita mengikat janji, aku dan engkau; supaya ia itu menjadi saksi di antara aku dan engkau. Maka diambil Yakub sebuah batu lalu ditegakkannya batu itu menjadi sebuah tugu. Maka kata Yakub kepada saudara-saudaranya: Kumpulkanlah batu-batu; lalu mereka mengambil batu dan membuat sebuah timbunan; laIu mereka makan di sana pada timbunan itu. Lalu dinamai Laban akan timbunan itu Jegar-sahadutha, tetapi Yakub menamainya Galeed. Maka kata Laban: Timbunan ini akan menjadi saksi di antara aku dan kamu pada hari ini. Karena itulah namanya disebut Galeed; dan Mizpah, karena katanya: Tuhan menyaksikan di antara aku dan kamu, apabila kita berpisah satu dari yang lainnya. Jika sekiranya engkau menyusahkan anak-anakku perempuan itu, atau jika sekiranya engkau kelak mengambil isteri-isteri lain di samping anak-anak perempuanku, ingatlah, walaupun tidak ada orang berada bersama kita, Allah juga yang menjadi saksi di antara aku dengan kamu. Dan kata Laban kepada Yakub: Tengoklah timbunan ini, dan tengoklah tugu itu, yang telah kutaruh di antara aku dengan kamu; timbunan ini menjadi saksi, dan tugu itu menjadi saksi, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan kamu, dan bahwa kamu tidak akan melewati timbunan batu dan tugu itu datang kepadaku untuk berniat jahat."
Laban pada akhirnya insyaf, bahwa ia tak dapat berbuat apa-apa, dan karena takut akan Yakub, maka direncanakannya agar mereka mengikat janji bagi perdamaian.
Kejadian 31 : 53 - 55:
"Allah Ibrahim, dan Allah Nahor, Allah dari para nenek moyang mereka, akan menjadi hakim di antara kita. Lalu Yakub bersumpah demi yang ditakuti oleh ayahnya Ishak. Kemudian Yakub mempersembahkan kurban di atas gunung, lalu memanggil saudara-saudaranya memakan roti; lalu mereka makan roti, dan tinggal sepanjang malam di gunung itu. Maka pada pagi-pagi sekali bangkitlah Laban, lalu diciumnya putra-putranya dan putri-putrinya, dan memberkati mereka; lalu Laban meninggalkan tempat itu kembali ke tempatnya sendiri."
Laban telah pergi mengejar Yakub dengan maksud untuk mengutuk dia, tetapi sebagai gantinya ia terpaksa mengucapkan berkat kepadanya.
Sekarang kita sebagai orang-orang Kristen harus menggabungkan diri kepada Tuhan sama seperti Yakub, dan berlaku rajin dalam mengejar apa yang telah dikaruniakan Allah kepada masing-masing kita untuk dilaksanakan, kalau saja kita ingin diberkati seperti Yakub. Kerajinan dan kesetiaan adalah ciri dari semua orang besar dunia ini, dan inilah satu-satunya cara untuk mencapai berkat-berkat yang kekal dan untuk disenangi Allah maupun manusia. Karena, demikianlah kata orang bijaksana: "Orang yang setia akan melimpah berkat-berkatnya, tetapi dia yang terburu-buru menjadi kaya tidak akan luput dari kesalahan. Orang yang terburu-buru menjadi kaya memiliki penglihatan jahat, dan tidak memikirkan bahwa kemelaratan akan menimpa dirinya." Amzal Solaiman 28 : 20, 22.
Kiranya masing-masing kita sebagai anak-anak Allah dapat menyadari, Bahwa Ia mengawasi semua yang kita perbuat, dan Ia membaca semua pikiran kita. Kiranya motif hati kita senantiasa berpikir untuk melayani DIA dan bukan diri sendiri. Kiranya kita hidup untuk membawa berkat bagi orang-orang lain, dan bukan hanya berusaha mencari kekayaan oleh mana hanya kita yang kaya. Kiranya kita menyadari, bahwa tidak seorang pun dapat menjatuhkan kita sekiranya Allah menghendaki kita naik. Dan akhirnya, kiranya kita menyadari bahwa hanya dari Allah semua berkat mengalir. Demikianlah kiranya kita dapat mempersiapkan diri bagi hari itu apabila Allah kelak memisahkan umat kesucian-Nya daripada orang-orang munafik, lalu memberikan kepada masing-masing pahalanya yang pantas.
**********
|